Perkenalkan nama Ane, Mahpudin. Kebanyakan orang biasa memanggil
Ane dengan sebutan Apud. Tapi Antum semua boleh memanggil Ane dengan sebutan
apa saja. Bisa Mahpud, Apud, atau Pudin. Monggo bagaimana enaknya saja. Tapi please jangan manggil Ane dengan sebutan
‘Udin’ yah, hehe. Serasa mamang-mamang jualan di perempatan jalan nantinya.
Ane mau sedikit memberi tahu apa arti dari nama ‘Mahpudin’. Dalam
kosa kata bahasa arab, Mahpudin berasal dari kata Hafidzha-Yahfadzu-Hifdzan yang artinya menjaga atau hafalan.
Sedangkan kata ‘Din’ artinya Agama. Jadi kalau disambungkan Mahpudin artinya
orang yang menjaga agama (Aamiin. InsyaAllah). Kalau dalam kitab Suci
Al-Qur’an. Kata Mahpudin bisa dilihat pada Q.S Al-Buruuj : 22 yang berbunyi “Fii Lauhim Mahfudz” artinya ‘yang tersimpan dalam lauh mahfudz’.
Dalam pengetahuan agama islam, Lauh Mahfudz artinya lembaran-lembaran atau
kitab yang terpelihara yang berada di Arsy, di dalamnya terdapat catatan-catatan
mengenai perjalanan hidup seseorang yang telah digariskan oleh Allah sesuai
dengan Qadha dan Qadhar-Nya seperti: kematian, jodoh, rezeki dan jalan hidup
(bahagia atau sengsara di dunia). Tapi Antum jangan tanya Ane seperti apa kitab
lauh mahfudz yah. Karena itu rahasia Illahi. Hehe
Lucunya, jika melihat sekilas dari asal muasal nama Mahpudin, yang
lebih banyak diadopsi dari kosa kata Arab, maka seharusnya namanya Mahfudin,
bukan Mahpudin. Maklum, terlahir di tanah sunda, jadi masih kaku dalam
penggunaan huruf ‘F’ dan ‘P’. Begitu pula dengan pelafalannya. Kata orang,
kalau orang pada umumnya bilang minuman ‘Fanta’ maka orang sunda bilang minuman
‘Panta’. Begitu kira-kira.
Hari ini, Ane berusia 22 tahun. Tepat pada tanggal 26 Maret 1995
silam, Ane dilahirkan di sebuah perkampungan yang tidak jauh dari jantung Ibu
Kota Provinsi Banten. Dinamakan kampung Kaningan RT 02/01 Desa Sukalaksana,
Kecamatan Curug Kota Serang- Banten. Sebenarnya sekarang sudah bukan kampung
atau desa lagi, tapi kelurahan. Maklum,
Kecamatan Curug masuk daam wilayah adminstratif kota Serang, ibukotanya Banten.
Tapi tetap saja, perubahan nama dari desa ke kota, tidak diikuti oleh perubahan
kondisi infrastruktur dan sosial budaya. Infrastruktur terutama jalan-jalan di
Sukalaksana Kecamatan Curug masih terbilang buruk, masih banyak jalan bebatuan
dan tanah merah. Begitu pula dengan mindset
masyarakatnya yang masih tradisional. Wajar kalau banyak temen Ane yang pernah
mampir kerumah, mayoritas mengatakan ‘kota rasa desa’. Nyesek sih. Tapi inilah
sebuah kenyataan pahit yang harus diterima dengan lapang dada. Tapi semoga
dengan adanya Pilkada Kota Serang periode 2018-2023 mendatang, wajah Kota
Serang lebih indah. Aamiin
Alhamdulillah……. Perjalanan pendidikan Ane lebih banyak dihiasi
dengan pendidikan Agama. Menamatkan pendidikan SD di Cipete III tahun
2000-2006, sepulang dari sekolah SD, siangnya lanjut belajar lagi di sekolah
agama (Madrasah Diniyah). Tahun 2006-2009 melanjutkan studi ke MTs N 1 Curug.
Setelah lulus MTs, Ane masuk pondok pesantren di Taktakan Kota Serang. Karena
pesantren modern, jadi ada sekolah formalnya juga. Lumayan jadi santri selama
tiga tahun dari 2010-2013 di Pon-Pes Madrasah Aliyah (MA) Ardaniyah. Meski background pendidikan agama yang kental
dan pernah jadi santri, tapi Ane hanyalah manusia biasa yang masih sering
berbuat maksiat dan dosa, hehe.
Saat ini Ane masih mengenyam pendidikan di salah satu perguruan
tinggi di Banten sebut saja Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Mengambil
jurusan Ilmu Pemerintahan. Di jurusan ini, Ane belajar banyak tentang relasi
kuasa di ranah pemerintahan, serta gejala-gejala yang terjadi di dalamnya dan
tentu saja belajar politik juga. Dulu
Ane pernah bermimpi ingin menjadi seorang PNS karena dianggap kerjanya santai
tapi banyak uang. Tapi, sekarang mimpi itu nyaris memudar seiring dengan
bertambahnya pengetahuan mengenai kebobrokan PNS dan elit politik yang sangat base on kepentingan politis yang sangat
pragmatis. Semakin belajar menganai politik dan pemerintahan di kelas, Ane
semakin muak dengan dunia politik. Belum lagi dengan berbagai pemberitaan di
media yang justru semakin memperkeruh citra ranah politik. Bahwa politik itu
kotor dan busuk. Dari sini, mimpi jadi PNS mulai bergeser. Ane mulai melirik
dunia akademisi karena dianggap lebih suci dan berwibawa. Ceritanya ingin jadi
Dosen, hehe.
Tapi Ane sadar, sebagai mahasiswa Ilmu Pemerintahan, belajar
politik dan pemerintahan itu penting, karena ini menyangkut negara dan hajat
hidup orang banyak. Jangan sampai negara hanya dikuasai oleh elit politik yang
rakus dengan kekuasaan sementara rakyat menderita kelaparan. Karena itu, dalam
suatu negara yang menganut sistem demokratis seperti di Indonesia, partisipasi
warga negara menjadi penting sebagai penyokong bagi berjalannya roda
pemerintahan. Partisipasi warga negara juga dibutuhkan untuk menciptakan
mekanisme pengawasan terhadap kinerja rezim pemerintahan yang berkuasa. Sebab
kalau pemerintah luput dari pengawasan, akan cenderung terjadi praktik
penyalahgunaan kekuasaan (Abuse of Power).
Partisipasi warga negara ini hanya akan terjadi kalau warganya
mempunyai dasar pengetahuan politik yang memadai. Literasi politik ini bisa
didapatkan dimana saja, tidak harus menjadi mahasiswa politik-pemerintahan.
Bisa dari internet, media massa, Koran dll, termasuk baca beberapa post di blog
Ane ini, hehe. Apalagi jika Antum-Antum semua dan sobat pembaca lainnya adalah
mahasiswa, maka melek politik menjadi sebuah keharusan untuk turut membatu
memberdayakan masyarakat. Maklum, kata orang mahasiswa kan agent of change dan agent of
control hehe.
Karena itu, sebagai mahasiswa politik-pemerintahan, Ane ingin
menjadi salah satu agent yang bisa memberikan kontribusi bagi peningkatan
literasi politik buat yang lain. Tidak bermaksud menggurui atau merasa yang
paling ‘jago’ karena yang jago sudah pasti dosen Ane di kampus, hehe. Paling
tidak bisa memberi manfaat, karena dalam hadist nabi mengatakan bahwa “sebaik-baiknya manusia adalah yang memberi
manfaat untuk orang lain”.
Oleh karenanya, Ane ingin mengajak Antum-Antum semua untuk ‘Ngaji
Bareng’. Tapi bukan ngaji Al-Qur’an atau Kitab gundul. Karena Ane tahu, untuk
urusan itu, Antum yang paling jago. Ngaji disini maksudnya ngaji (mengkaji)
politik dan pemerintahan. Ane ingin ada interaksi dan diskusi dari Antum-antum
semua terkait isu-isu politik-pemerintahan yang berkembang di masyarakat.
Karena yakinlah, bahwa politik itu bukan tujuan tapi pilihan. Ini yang sering
di bilang sama dosen Ane di kelas, bahwa politik itu ada dimana-mana. Bahkan
dalam dunia pertemanan dan percintaan sekalipun. Hadeeeeeh, jangan Baper yaaak…
Hehehe
Jadi jangan lupa yah sering-sering mampir ke blog Ane, mampir ke
rumah juga boleh. Insyallah, disini tempatnya untuk orang-orang yang mau ‘ngaji politik’.
Sampai ketemu di kesempatan yang lain. Syukron Katsiron,
Jazakallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar